Ameer Hamzah, Lahir di Buloh Blang Ara, Aceh Utara
tepat di 25 Oktober 1960 silam, telah banyak meghasilkan puisi sejak masih duduk di bangku MTsN, meskipun
baru di publikasi dimedia massa setelah
menyandang status sebagai mahasiswa. Sosok Ameer Hamzah, dengan segala kepiawaannya
dalam dunia merangkai kata, Pernah dipercaya sebagai pengasuh ruang swasta
budaya dikoran kampus “Ar-Raniry Pos” pada tahun 1985.
TENTANG SEORANG LELAKI TUA, TUKANG BECAK DAN AKU BERLAGAK PENYAIR
Semenjak kapan bapak
Mendayung becak? Tanyaku
Kala lelaki itu mengusap peluhnya
“semenjak Jakarta belum sekejam ini
Sebelum gedung-gedung dibangun
Menjulang cakrawala
Sebelum gelandangan
Urbanisasi ke kota
Menghuni kolong jembatan
Dan pelacur-pelacur Jakarat
Belum bersatu
Melayani hidung belang
Waktu itu bapak-bapak
Belum kaya raya
Karena korupsi belum membudaya”
Aku manggut-manggut
“semenjak kapan anda menulis sajak?”
Tukang becak balik bertanya
Sejenak aku terpaku
“semenjak kapan?” dia ulang bertanya
“semenjak aku mengerti
Bahwa hidup ini penuh teka-teki”
(Jakarta, Februari 1985)
PESAN SEORANG IBU KEPADA GADISNYA YANG MENYANDANG BEKAL MENUJU
DARUSSALAM
Telah mama ijinkan kau pergi sayangku
Menguak kejumudan dan keterbelakangan keluarga kita
Pergilah sayang bersama langkah Bismillah
Sayap malaikat merentang di atasmu
Biar taman bunga kesayangan ibu yang siram
Dan adik-adikmu ibu yang asuh
Pergilah anakku mencari rona baru
Mama tak inginkan kita semua dalam awam
Ingat anakku pesan ibumu
Jangan biarkan api membakar rambutmu
Kita muslimah yang istiqamah
Darussalam mata air ilmu anakku
Teguklah sepuas dadamu
Demi masa depan tentunya
Jangan tergoda rayuan setan
Yang memekik sepanjang jalanmu
Selamat jalan sayang
Do’a mama mengiringi setiap langkahmu!
(Kampus
ar-raniry, 1985)
0 komentar:
Posting Komentar